Selasa, 02 Januari 2018

Apa Itu Kunang-kunang

 

Kunang-kunang adalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 sampai 670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar sampai 96%. Kunang-kunang termasuk dalam golongan Lampyridae yang merupakan familia dalam ordo kumbang
Coleoptera.

Ada lebih dari 2000 spesies kunang-kunang, yang dapat ditemukan di daerah empat musim dan tropis di seluruh dunia. Banyak sepesies ini yang ditemukan di rawa atau hutan yang basah di mana tersedia banyak persediaan makanan untuk larvanya. Kunang-kunang, yang memancarkan sinar untuk saling mengenali atau untuk memberi tanda kawin, menggunakan panjang gelombang sinar yang berbeda, tergantung pada spesiesnya.

Selain itu, pada beberapa spesies, kunang-kunang jantan yang mula-mula menyorotkan sinar untuk menarik sang betina, sementara pada spesies lainnya, sang betina yang “memanggil.” Sebagian kunang-kunang menggunakan cahaya mereka untuk mempertahankan diri. Mereka mengeluarkan sinar sebagai tanda pada musuh bahwa mereka bukan makanan yang lezat.

Bagi kunang-kunang kelompok Photuris, cahaya mereka berperan pula dalam perburuan. Betina jenis ini dapat meniru kerlipan sinyal cahaya yang dipancarkan betina jenis lain, misalnya Photuris. Dengan sinyal cahaya palsu ini, kunang-kunang jantan jenis Photuris pun terjebak dan dimakan oleh Photuris betina.

Cahaya kunang-kunang berperan pula sebagai tanda peringatan, untuk memperingatkan antar-sesama jenisnya tentang ancaman bahaya, maupun peringatan bagi serangga dan burung pemangsa agar tidak memakannya.

Sebab, zat pemicu pembentukan cahaya kunang-kunang berasa pahit. Kalaupun ada serangga pemangsa yang nekad, mereka biasanya memakan tubuh kunang-kunang dari bagian kepala, terus hingga ke bagian belakang, kecuali bagian perut yang tidak dimakannya.

Peran tawon di alam

 

Peran tawon di alam

Tawon merupakan salah satu serangga yang sangat penting bagi ekosistem setempat. Sebagian besar tawon memburu hewan-hewan seperti ulat yang merusak tanaman untuk makanan larvanya sehingga penting dalam mengendalikan populasi hewan-hewan hama di alam . Tawon sendiri pada gilirannya dimakan oleh pemangsa serangga lain sehingga menciptakan suatu rantai makanan yang berkesinambungan.

Peran mereka dalam mengendalikan populasi
hama membuat beberapa jenis dari mereka diternakkan secara khusus untuk menjadi pembasmi hama ramah lingkungan (bioinsektisida). Tawon dewasa juga berperan dalam proses penyerbukan bunga saat memakan nektar sehingga ikut membantu perkembangbiakan tanaman yang bersangkutan.

Tidak semua tawon membawa dampak positif bagi lingkungan dan juga manusia. Larva dari lalat gergaji famili Tenthredinidae memakan daun sehingga merusak tanaman . Tawon juga dianggap merugikan manusia ketika membuat sarang di sekitar pemukiman manusia karena mereka sewaktu-waktu bisa menyengat
manusia dan hewan peliharaan bila merasa terganggu.

Spesies tawon penyengat Jepang (Vespa mandarina) juga dianggap mengganggu perkembangan komunitas peternak lebah di Jepang karena serangannya bisa melenyapkan koloni lebah madu yang didatangkan dari Eropa.

Bentuk Sarang Tawon

 

Sarang yang dibuat tawon beraneka ragam dan bergantung pada jenis serta cara hidupnya. Tawon soliter membuat sarang untuk menaruh persediaan makanan sekaligus sebagai tempat bertumbuh anaknya.

Tawon umumnya memanfaatkan material yang terdapat di alam untuk membuat
sarang karena tubuhnya tidak memiliki kelenjar penghasil bahan pembuat sarang semisal seperti kelenjar lilin yang terdapat pada lebah madu . Tawon kura-kura yang memburu laba-laba misalnya, membuat sarang sederhana berupa suatu liang di dalam tanah untuk menaruh korbannya.

Tawon soliter jenis lain seperti tawon pot membuat sarang yang terbuat dari lumpur dan menempel di permukaan benda lain seperti tembok atau pohon . Lumpur pembuat sarangnya dibuat dengan cara memadatkan gumpalan tanah atau pasir dengan air liurnya. Tawon soliter lainnya yang hidup sebagai tawon parasit umumnya tidak membuat sarang karena ia menaruh telurnya langsung pada tubuh inangnya.

Tawon sosial membentuk sarang yang lebih rumit karena sarangnya terdiri dari beberapa bilik yang jumlahnya bisa mencapai ratusan. Bilik ini digunakan sebagai tempat tumbuh tawon dari telur hingga kepompong. Sarang dari tawon sosial umumnya terbuat dari bahan mirip bubur kertas (pulp).

Bahan pembuat sarangnya dibuat dengan cara mengambil potongan serat kayu dengan rahangnya, lalu mengunyahnya dan mencampurnya dengan air liur sampai mengental. Tawon lalu membentuk struktur mirip bubur kertas itu sesuai kebutuhan untuk membentuk sarangnya. Sarang dari tawon sosial bisa tumbuh hingga bergaris tengah 1 meter dan berumur 25 tahun.

Tawon Soliter dan Parasit

 

Tawon Soliter dan Parasit

Tawon soliter adalah tawon yang hidup sendirian (soliter) di hampir sepanjang hidupnya. Mayoritas dari tawon soliter dikenal sebagai tawon parasit karena menaruh telurnya pada tubuh serangga lain sehingga anaknya hidup dengan memakan daging dari inangnya . Beberapa tawon parasit juga menaruh telurnya dalam sarang tawon atau serangga lain sehingga larvanya hidup dari persediaan makanan inangnya.

Tawon soliter lainnya berburu hewan lain seperti ulat dan laba-laba untuk makanan anaknya. Ia melumpuhkan korbannya dengan sengat sehingga korbannya lumpuh dan tidak bisa bergerak bebas, lalu memasukkannya ke dalam liang di tanah atau sarang dari lumpur yang ia buat sendiri. Telurnya lalu ditaruh di dekat korban yang sudah lumpuh sehingga anakan yang baru menetas sudah memiliki persediaan makanannya sendiri.

Cara hidup Tawon

 

Cara hidup Tawon

Tawon berdasarkan cara hidupnya secara garis besar bisa dibedakan menjadi 2 macam, yaitu tawon soliter yang hidup sendirian di hampir sepanjang hidupnya dan tawon sosial yang hidup bersama-sama dalam suatu kelompok besar.

Apa Makanan Tawon

 

Mayoritas tawon adalah herbivora yang memakan material tumbuhan seperti buah dan nektar. Sebagian lainnya seperti tawon raksasa Jepang (Vespa mandarina) adalah omnivora yang juga hidup dengan memakan daging dari serangga lain.

Mereka tidak memiliki enzim pencerna khusus pada tubuhnya sehingga tidak bisa mencerna daging mangsanya secara langsung. Untuk mengatasinya, mereka memberikan potongan daging pada larvanya. Larva yang menghasilkan enzim pencerna protein ini akan mengunyah daging tersebut, lalu memuntahkannya kembali kepada tawon dewasa.

Berkebalikan dengan tawon dewasa yang mayoritasnya adalah herbivora , larva tawon umumnya adalah karnivora yang memakan daging hewan lain. Makanannya bervariasi, mulai dari kutu daun, larva serangga,
kepompong, belalang , hingga tarantula.

Larva tawon tidak memiliki mata dan kaki sehingga agar larvanya bisa makan secara mandiri, induknya menitipkan larva ke dalam suatu ruangan yang berisi mangsa yang sudah dilumpuhkan. Larva tawon juga tidak memiliki rahang pengunyah sehingga ia makan dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya.

Beberapa jenis tawon parasit menyusupkan telurnya ke dalam tubuh hewan yang masih hidup sehingga ketika telurnya menetas, larva akan memakan daging mangsanya dari dalam.

Tidak semua larva tawon hidup dengan memakan daging. Satu jenis tawon yang dikenal sebagai tawon nektar diketahui memberi makan larvanya dengan nektar . Larva dari lalat gergaji famili Tenthredinidae hidup dari memakan daun.

Jenis tawon lainnya yang disebut tawon gal dari famili Cyinipidae menaruh larvanya dalam suatu struktur mirip gelembung pada tanaman yang disebut gal (gall). Larva yang baru menetas kemudian akan memakan jaringan gal tersebut.