Mayoritas tawon adalah herbivora yang memakan material tumbuhan seperti buah dan nektar. Sebagian lainnya seperti tawon raksasa Jepang (Vespa mandarina) adalah omnivora yang juga hidup dengan memakan daging dari serangga lain.
Mereka tidak memiliki enzim pencerna khusus pada tubuhnya sehingga tidak bisa mencerna daging mangsanya secara langsung. Untuk mengatasinya, mereka memberikan potongan daging pada larvanya. Larva yang menghasilkan enzim pencerna protein ini akan mengunyah daging tersebut, lalu memuntahkannya kembali kepada tawon dewasa.
Berkebalikan dengan tawon dewasa yang mayoritasnya adalah herbivora , larva tawon umumnya adalah karnivora yang memakan daging hewan lain. Makanannya bervariasi, mulai dari kutu daun, larva serangga,
kepompong, belalang , hingga tarantula.
Larva tawon tidak memiliki mata dan kaki sehingga agar larvanya bisa makan secara mandiri, induknya menitipkan larva ke dalam suatu ruangan yang berisi mangsa yang sudah dilumpuhkan. Larva tawon juga tidak memiliki rahang pengunyah sehingga ia makan dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya.
Beberapa jenis tawon parasit menyusupkan telurnya ke dalam tubuh hewan yang masih hidup sehingga ketika telurnya menetas, larva akan memakan daging mangsanya dari dalam.
Tidak semua larva tawon hidup dengan memakan daging. Satu jenis tawon yang dikenal sebagai tawon nektar diketahui memberi makan larvanya dengan nektar . Larva dari lalat gergaji famili Tenthredinidae hidup dari memakan daun.
Jenis tawon lainnya yang disebut tawon gal dari famili Cyinipidae menaruh larvanya dalam suatu struktur mirip gelembung pada tanaman yang disebut gal (gall). Larva yang baru menetas kemudian akan memakan jaringan gal tersebut.